Kejuaraan ini pertama kali dicetuskan oleh salah satu
majalah olah raga Perancis.
Trofi berbentuk piala yang dijuluki "The Big Ears" (Telinga
Besar),dan trofi pertama berbeda dengan yang sekarang diperebutkan (dibuat oleh
Stadellman). Piala yang diperebutkan sekarang adalah edisi ke-6. Pada awalnya
kejuaraan memperebutkan piala bernama Piala Juara Klub Eropa atau European Champion Clubs'
Cup,
yang biasanya disingkat menjadi Piala Eropa (European Cup,
dan berbeda dari Piala Eropa seperti yang dikenal di Indonesia sekarang ini
yang merujuk kepada European
Championship). Kejuaraan ini dimulai pada musim 1955/56 dengan menggunakan sistem
gugur dua leg, yaitu setiap tim bermain dua pertandingan,
satu tandang dan satu di kandang, dan tim dengan skor rata-rata tertinggi maju
ke babak berikutnya. Hanya tim-tim
juara liga di masing-masing negara, ditambah
dengan pemegang juara pada saat itu, yang berhak ikut ajang kompetisi ini.
Format baru
Format dan namanya kemudian diganti pada
musim 1992/93. Mulai saat itu, kejuaraan mempunyai
tiga babak kualifikasi, satu babak kompetisi grup (tim-tim bermain dalam bentuk
"tandang-kandang" seperti kompetisi reguler), dan kemudian empat
babak final dengan sistem gugur. Semua babak kualifikasi dan pertandingan
dengan sistem gugur dilangsungkan dengan dua leg,
kecuali pertandingan final yang merupakan pertandingan tunggal yang
diselenggarakan di sebuah tempat yang telah ditentukan oleh UEFA.
Serba-serbi Liga Champions
Khusus bagi tim yang pernah juara Liga
Champions minimal 5 kali tidak berturut-turut atau 3 kali berturut-turut, di
lengan baju kiri akan terdapat logo Liga Champions dan tertulis jumlah piala
yang dikoleksi. Seperi Ajax misalnya, karena juara pada tahun 1971, 1972 dan
1973 di lengan baju kiri terdapat logo Liga Champions disertai dengan jumlah
piala yang didapat.
Tim yang mengenakan logo Champion di lengan
yaitu: Real Madrid (juara 9 kali), AC Milan (juara 7 kali), Liverpool (juara 5
kali), Bayer Muenchen (juara 74, 75 dan 76) dan Ajax (juara 71, 72, dan 73)
Dalam 19 musim terakhir, hanya ada satu tim
yang berhasil mempertahankan gelar juara Liga Champions (saat itu format dan
namanya masih Piala Champions) selama dua musim berturut-turut, yaitu AC Milan
yang kala itu masih berpredikat The
Dream Team. Namun, setelah diubah formatnya menjadi Liga Champion, belum
ada satu timpun yang berhasil mempertahankan gelar juaranya. Milan dan Juventus
adalah tim dalam 15 musim terakhir yang berhasil meraih final secara 3 kali
berturut-turut. Milan (1993, 1994 (Juara), dan 1995) dan Juventus(1996(Juara),
1997, dan 1998).
Pada akhir musim 2004/05 terjadi masalah.
Liverpool yang juara Liga Champions pada musim itu berhak lolos langsung ke
babak penyisihan musim depan, namun Liverpool di liga domestik ada di peringkat
lima. Everton yang
merupakan peringkat 4 mengajukan protes, sehingga Liverpool dan Everton tetap
ikut Liga Champions musim depan (Everton lewat kualifikasi) dan Inggris pun
punya lima tim ke Liga Champions (terbanyak dalam satu negara).
Lagu Tema
Liga Champions UEFA
Pada tahun 1992, UEFA meminta kepada Tony Britten untuk
membuat sebuah lagu tema untuk Liga Champions UEFA yang akan dimulai pada bulan Agustus 1992, dan dia kemudian mengadaptasi lagu George Frideric Handel yang berjudul Zadok the Priest. Lagu tersebut
kemudian dibawakan oleh Chorus of the Academy of St. Martin in the Fields,
dengan iringan musik oleh Royal Philharmonic Orchestra. Lirik lagu ini menggunakan tiga bahasa
resmi UEFA: Bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman. Chorus
lagu ini dimainkan sebelum setiap pertandingan Liga Champions UEFA, dan juga
sebelum dan sesudah setiap siaran pertandingan di televisi. Lagu tersebut berdurasi kurang lebih
tiga menit, dengan dua bait pendek dan chorus. Versi lengkap dari lagu tema ini
tidak bisa dibeli atau diunduh secara legal, karena memang tidak pernah dirilis
secara komersial.
http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Champions_UEFA
http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Champions_UEFA
suka bola ya...
BalasHapus